Monday 16 September 2013

network internet.


Cara menghubungkan berbagai komputer dalam sebuah jaringan (topologi) dengan memakai concentrator ini sering disebut dengan topologi bintang (star topology).

Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah, hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan yaitu node, link dan station. Topologi jaringan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : topologi fisik (phisycal topology) dan topologi logika (logical topology).
Physical topology adalah bagaimana kabel digelar sedangkan logical topology adalah bagaimana jaringan bekerja pada ‘physical wiring’. Harus diingat bahwa representasi secara logika dari suatu topologi bisa sangat berbeda dengan implementasi secara fisiknya (physical implementation). Sebagai contoh semua node dalam suatu token ring, secara logika dihubungkan secara ring. Akan tetapi secara fisik setiap node dihubungkan (attached) ke ‘central hub’, seperti topologi star.
Ada berbagai macam topologi jaringan diantaranya adalah topologi Bus, Ring (cincin), dan Star (Bintang). Kesemuanya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun diantara topologi jaringan itu yang paling populer digunakan adalah topologi Star.

Topologi Bintang (Star)
Pada umumnya topologi LAN yang digunakan dan terpasang di instansi-instansi adalah topologi star (bintang). Bentuk umum dari topologi star ini adalah sebagai berikut.
Semua komputer yang terhubung ke jaringan akan dikoneksikan ke suatu terminal pusat atau konsentrator yang juga disebut dengan Hub atau Switch. Hub/switch ini bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Pengiriman data dari satu terminal (komputer) ke terminal lain yang tergabung dalam jaringan melalui terminal pusat. Terminal pusat ini akan menyediakan jalur komunikasi khusus pada dua terminal yang akan berkomunikasi.
Keuntungan :
keterandalan terbesar diantara topologi-topologi jaringan yang lain
relatif mudah dikembangkan, meskipun harus menarik kabel LAN dari terminal baru ke Hub/Switch
kemudahan untuk akses ke jaringan LAN lain
keamanan data tinggi.
Kerugian:
Lalu lintas data yang padat dapat menyebabkan jaringan lambat. Jaringan sangat bergantung pada Hub/Switch yang merupakan bagian paling bertanggung jawab terhadap pengaturan arah semua informasi ke terminal yang dikehendaki.
Sementara itu agar suatu node (komputer) baru dapat terhubung ke

jaringan bintang persyaratannya adalah dalam komputer tersebut harus sudah terinstall kartu antarmuka jaringan (LAN card) dengan teknologi (biasanya ethernet) dan mendukung protocol yang dipakai dalam jaringan bintang tersebut.
Pada umumnya suatu LAN dengan model topologi jaringan bintang dibangun dengan kartu jaringan berteknologi Ethernet dengan berbasis pada protocol TCP/IP. Hal ini dikarenakan protocol TCP/IP sudah menjadi “semacam” protocol resmi untuk jaringan internet, sehingga jika suatu LAN dibangun dengan berbasis pada protocol TCP/IP maka akan segera terbentuk intranet dalam LAN tersebut, dan nantinya LAN tersebut dapat dengan mudah dihubungkan dengan jaringan internet.
Oleh karena itu ada persyaratan awal yang harus dipenuhi untuk setiap sistem komputer yang akan dihubungkan ke jaringan, yaitu:
· sudah terinstall kartu antarmuka untuk jaringan (baik yang sudah on-board atau tidak)
· software driver untuk kartu jaringan tersebut sudah terinstall dan berfungsi dengan baik (working properly)
· sudah terinstal sistem operasi yang mendukung (misal: Windows 98 atau Windows Xp).

Dalam topologi bintang, media transmisi yang umum dipakai adalah kabel UTP CAT5 (kategori 5) dengan konektor tipe RJ45.

Aturan Pengkabelan

Keempat pasang kabel dalam kabel UTP tersebut, di kedua ujungnya diklem atau dipasang konektor jenis RJ45 male, yang nantinya akan dipasangkan dengan konektor RJ45 female yang ada pada hub/switch atau kartu jaringan yang ada di komputer.
Terdapat standar internasional untuk pemasangan kabel UTP dengan konektor RJ45 dalam teknologi ethernet dan PABX, yaitu : EIA/TIA-568A dan EIA/TIA-568B. Standarisasi ini berlaku untuk menyeragamkan urutan pemasangan kabel UTP pada konektor RJ45. Berikut ini urutan kabel untuk kedua standard tersebut :

Selanjutnya, berdasarkan model formasi penyambungan antar 8 sub-kabel dalam kabel UTP tersebut ada dua macam model, yakni model Straight Cable dan model Cross Cable.

a. Model Straight Cable
Dalam model penyambungan straight, dikedua ujung kabel UTP menggunakan format yang sama. Jika ujung satu menggunakan standar EIA/TIA-568A, maka ujung yang lain juga harus menggunakan


standar EIA/TIA-568A. Begitu pula jika menggunakan standar EIA/TIA-568B.
Model penyambungan ini dipakai untuk koneksi antara Client (komputer) dengan Hub/Switch. Misal sebuah koneksi minimum berdasarkan standar EIA/TIA-568B RJ45 (connector) adalah sebagai berikut.

Pair#2 dihubungkan ke pin-1 dan 2 seperti ini:
Pin-1 warna kabel : white/orange
Pin-2 warna kabel : orange

Pair#3 dihubungkan ke pin-3 dan 6 seperti ini:
Pin-3 warna kabel : white/green
Pin-6 warna kabel : green

Sebenarnya yang digunakan untuk komunikasi data pada ethernet adalah hanya pin 1,2,3 dan 6 saja, pin-pin yang lainnya adalah menganggur. Namun demikian untuk keseragamannya, maka sisa kabel dihubungkan dengan aturan sebagai berikut :
Pair#1 dihubungkan ke pin-4 dan 5 seperti ini:
Pin-4 warna kabel : blue
Pin-5 warna kabel : white/blue
Pair#4 dihubungkan ke pin-7 dan 8 seperti ini:
Pin-7 warna kabel : white/brown
Pin-8 warna kabel : brown

Dikedua ujung kabel digunakan format penyambungan yang sama seperti di atas.

b. Model Cross Cabel

Model Cross (atau ada juga yang menyebut Crossover) cable, adalah model penyambungan kabel UTP dengan susunan urutan kabel yang berbeda pada kedua ujungnya. Jika ujung satu menggunakan standar EIA/TIA-568A, maka ujung yang lain harus menggunakan standar EIA/TIA-568B atau lihat gambar 6 di bawah.
Model penyambungan ini dipakai untuk koneksi antara Hub dengan Hub, Client dengan Client, atau antara dua buah komputer langsung tanpa melewati hub/switch.

No comments:

Post a Comment